Cari Blog Ku Ini Kawan (@)

Minggu, 09 Februari 2014

Cerpen Harapan Si Daun Kecil


Harapan Si Daun Kecil
Cerpen Karangan: Al Hanif
Keadaaan semakin memanas. Sedikit gambaran betapa tingginya derajat suhu yang tercipta dari terik sang mentari di lingkungan itu. Tak tampak suasana kehidupan disana. Seolah-olah semua organisme yang ada telah lenyap terbakar teriknya mentari. Kalau pun masih ada yang tersisa, pasti mereka sedang mencari cara guna bertahan hidup dari penyiksaan. Benar, penyiksaan berupa panasnya suhu lingkungan yang selalu terjadi setiap kali kalender masehi berganti. Di sisi lain, pohon-pohon lebat serta semak-semak subur telah menguning. Kehijauan yang semula tercipta sudah tak ada. Hanya menyisakan ranting-ranting pohon yang rapuh yang tak kuat untuk menopang kuatnya hembusan angin yang menerpa.
“Klekk..” Suara patahnya ranting pohon terdengar nyaring. Walaupun itu hanya berupa ranting pohon yang seukuran jari kelingking anak balita. Tampak seekor belalang yang membuat ranting pohon tadi patah. Tanpa memedulikan ranting pohon yang patah, belalang itu terus melompat untuk melanjutkan perjalanannya. Namun tak lama kemudian, Belalang itu berhenti pada salah satu ranting pohon yang cukup kokoh. Di sana tanpa diduga, ia melihat masih ada satu daun kecil bewarna hijau muda dan daun itu masih menempel lengket di ranting pohonnya. Belalang menjadi heran, dalam hati ia bertanya-tanya mengapa daun tersebut bisa bertahan. Kemudian si belalang mengahampiri daun tersebut.
“Permisi daun kecil, apa yang kamu lakukan disini?” Tanya si belalang
“Tentu aku selalu disini, Tuan Belalang. Aku tak seperti engkau yang bisa berpindah tempat dengan sesuka hati.” Jelas si daun tersebut
“Tapi, mengapa engkau tidak ikut ke bawah sana bersama teman-temanmu?” Si belalang bertanya dengan menunjuk ke tanah.
“Kalau hal itu, aku tidak tahu kapan aku akan turun kesana. Semua itu masih rahasia bagiku. Dan yang pasti, aku akan turun juga ke sana menemani mereka.” Lagi-lagi si daun menjelaskan dengan lengkap kepada si belalang. Seketika, Belalang pun terdiam setelah mendengar jawaban dari daun kecil tersebut. Ia mencoba memahami makna yang terkandung dalam pernyataan yang diucapkan daun kecil beberapa detik yang lalu.
Hembusan angin menerpa dengan membawa beribu-ribu kesejukan. Cukup untuk membuat udara disekitarnya menjadi agak dingin. Badan si daun kecil pun seolah-olah bergoyang mengikuti arah hembusan angin. Si belalang masih diam, namun tak lupa menikmati udara sejuk yang tercipta dari terpaan hembusan angin.                                                            “Jadi apa yang kamu lakukan di cuaca panas begini?” Tegur si daun memecah keheningan.
“Aku hanya berjalan-jalan sambil mengamati keadaan lingkungan sekitar sini.” Jawab si belalang yang mulai bisa menemukan rangkaian kata miliknya.
“Bagaimana hasil pengamatanmu, Tuan Belalang?” Tanya si daun dengan bijak.
“Ya.., dapat engkau lihat sendiri disekelilingmu. Tanah berdebu serta retak-retak menghiasi seluruh permukaan di bawah kita. Sementara itu, tiang-tiang yang penuh kehijauan di atasnya, sudah tak lagi kutemui.” Tutur si belalang kepada si daun.
“Sungguh keadaan yang buruk.” Kata si daun
“Terus, kapan semuanya berakhir? Hmmmm…” Tanya belalang sambil menghela nafas panjang.
“Andaikan teman-temanku yang disana masih bergelantungan sepertiku, mungkin penderitaan ini tidak separah ini.” Kata si daun dengan nada sesal. Wajahnya pun tak henti-hentinya menatap ke tanah, tepat ke arah teman-temannya.
“Memang, apa yang terjadi dengan teman-temanmu? Bukankah jika sudah tua mereka pasti akan gugur ke tanah pada akhirnya?” Tanya si belalang yang nampak belum memahami pernyataan si daun.
“Anda benar Tuan, Tapi teman-temanku tak semuanya gugur secara alami. Kebanyakan mereka gugur karena sebatang besi yang bergerigi tajam di seluruh tepiannya. Besi itu yang memotong tiang-tiang kehijauan serta memaksa teman-temanku berguguran lebih cepat.” Jelas si daun dengan nada lembut walaupun dalam hatinya sangat sedih kehilangan teman-temannya.
“Maaf, jika pertanyaanku membuat engkau sedih, wahai daun kecil.” Ucap si belalang.
“Tak apa. Aku harap organisme yang bisa mengendalikan besi mematikan itu suatu saat sadar. Kalau aku beserta teman-temanku juga ingin hidup. Bukan cuma hidup saja, aku juga ingin menjadi penyelamat kehidupan di permukaan bumi ini. Tapi…”
“Tapi apa?” Tanya si belalang
“Tapi yang terpenting adalah mari kita berdo’a kepada Tuhan agar menurunkan berkahnya dari langit.” Ujar si belalang sambil tersenyum penuh akan harapan.
“Maksud engkau hujan?” Tanya si belalang masih belum mengerti.
“Tentu. Hanya hujan berkah paling nikmat dari Tuhan. Semua senang jika hujan turun.” Jelas si daun.
Si belalang tersenyum mendengar perkataan dari si daun. Ia merasa belum pernah bertemu sosok seperti si daun yang begitu memahami akan kehidupan. Si belalang merasa tersentuh hatinya setelah mendengar cerita dari si daun.
“Engkau memang bijak, wahai daun muda. Aku berhutang banyak kepadamu dan juga kepada teman-temanmu” Puji si belalang. “Sudahlah. Hidup bukan untuk menyuburkan sifat egois. Saling membantu antar sesama makhluk Tuhan yang terpenting.” Terang si daun.
“Semoga apa yang engkau harapkan bisa terwujud.” Kata si belalang.
“Amin.” Ucap si daun.
Setelah cukup lama berbincang-bincang, mereka berdua akhirnya mengakhiri pembicaraan dan berpisah. Si belalang meneruskan perjalannnya, Sementara si daun tetap pada tempatnya, melekat di ranting pohon sambil menikmati hembusan angin. Beberapa hari kemudian, do’a serta harapan si daun pun di dengar oleh Tuhan. Dari langit yang terselimuti awan hitam kelabu, turunlah hujan yang selama ini diharapkan oleh si daun dan seluruh organisme di lingkungan kering dan tandus tersebut.

Dengan begitu kehidupan dan kehijauan di lingkungan itu bisa di mulai kembali. Namun, jika besi-besi bergerigi tajam masih bisa dijinakkan akan terasa sia-sia seluruh pengorbanan dan harapan si daun beserta teman-temannya.

Nama               : Lulu Nurul Muafiah
Kelas               : IX E
Sekolah           : MTsN 1 Serang
B.Studi            : B.Indonesia

Kata Kata Mutiara Islami Tentang Cinta

Cinta adalah bahasa yang universal bisa diartikan apa saja oleh orang disekitar kita, entah cinta terhadap sesama atau alam sekitar. Kalau sedang jatuh cinta, cinta itu indah tapi kalau orang yang sedang patah hati, cinta itu kadang menyakitkan. 

Bagi seorang muslim dan beriman, cnta terbesar dan cinta hakiki ialah cinta kepada Allah. Bentuk cinta dapat kita wujudkan dalam berbagai rupa tanpa batas ruang dan waktu dan kepada siapa atau apa saja asalkan semuanya bersumber dari kecintaan kita kepada Allah dan karena menggapai ridha-Nya. Saya akan memberikan beberapa kata - kata mutiara islami tentang cinta berikut ini.

Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.
(Hamka)

Sesungguhnya apabila badan sakit maka makan dan minum sulit untuk tertelan, istirahat dan tidur juga tidak nyaman. Demikian pula hati apabila telah terbelenggu dengan cinta dunia maka nasehat susah untuk memasukinya.
Malik bin Dinar (Hilyatul Auliyaa’)

Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat.
(Hamka)

Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu. (Ali bin Abi Thalib)

Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (ikutilah Muhammad saw.), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. (Ali Imran: 31)

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (Al-Baqarah: 165)

Rencana adalah jembatan menuju mimpimu, jika tidak membuat rencana berarti tidak memiliki pijakan langkahmu menuju apa yang kamu cita-citakan Putuskan apa yang Kita inginkan, kemudian tulislah sebuah rencana, maka Kita akan menemukan kehidupan yang lebih mudah dibanding dengan sebelumnya.

Janganlah bersedih hati dengan kata maki dan tuduhan nista yang manusia lemparkan kepadamu Sesungguhnya ianya tidak menghinakan dirimu, tetapi sebaliknya ia telah menghina mereka sendiri.

Terkadang, kamu tak akan pernah bisa merasakan indahnya dicintai dengan tulus Jika kamu tak pernah disakiti.

Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi rahmat.

Jika kamu tidak mencintai dirimu sendiri, kamu tidak akan bisa mencintai orang lain Kamu tidak akan mampu
Jika kamu tidak punya welasasih terhadap dirimu sendiri maka kamu tidak akan bisa mengembangkan welas asih terhadap orang lain.

Satu pelajaran penting tentang patah hati : Jika dia mampu menemukan cinta yang baru, begitu juga dirim
u

www.google, www.nurulmuafiah.blogspot.com

Kalau Cinta Jangan Pacaran

1. Kenapa penjelasan diatas (catatan Kenapa Harus Pacaran) menganggap pacaran berakhir dengan syahwat??

Sebagai seorang muslim kita harus melihat baik dan buruknya suatu perbuatan yang akan kita lakukan. Adapun mengenai pacaran, kita harus berpikir jauh kedepan, apakah pacaran tersebut ada manfaatnya atau tidak? Apakah pacaran tersebut bertentangan dengan syar’i atau tidak? Apa dampak terburuk dari perbuatan tersebut?
Pacaran jelas lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya dan pacaran tersebut jelas-jelas bertentangan dengan syar’i serta dampak terburuk dari pacarat tersebut adalah maksiat (zina).
“Tidak boleh seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang perempuan dan itu tidak halal baginya karna yang ketiga diantara mereka adalah syetan, kecuali ada mahram yang mendampingi mereka (HR. Ahmad bin Hambal).
Hadits ini menyatakan adanya peluang bagi syetan memperdaya laki-laki dan perempuan ketika mereka sedang berduaan, bukan hanya tergantung pada kondisi ramai atau sepinya tempat mereka berdua, dimanapun mereka berada memungkinkan mereka berbuat maksiat.

2. Kenapa tulisan diatas seperti meragukan iman seseorang ya? Ada juga kok dengan pacaran membuat ilmu agama kita bertambah…

Ingat sahabatku, hati begitu mudah bolak-balik atau berubah, iman bisa naik dan turun. Pacaran pasti dilandasi dengan masalah hati. Jika kita mencintai seseorang kita pasti akan sering memikirkannya, ingin memandangnya, ingin menyentuhnya, ingin curhat, bermanja-manja, pergi jalan-jalan, dan duduk berdekatan.
Kalau memang ilmu agama akan bertambah dengan pacaran, kenapa tidak sekalian mempelajari masalah pacaran menurut islam? Ok, tarohlah ilmu agama akan bertambah selama berpacaran dengan seseorang, namun yang namanya pacaran tersebut tetap dilarang oleh agama.
Kenapa dalam catatan tersebut seakan-akan saya meragukan iman seseorang? Maka disini akan saya jelaskan.

Allah memerintahkan kita untuk menjaga pandangan serta adanya larangan berkhalwat.
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya (An-Nur 30-31)

Ibnu ‘Abbas berkata”Perangkap syetan pada laki-laki itu ada 3 cara yaitu pandangannya, hatinya dan kemaluannya. Sedangkan pada wanita terdapat 3 cara yaitu pandangannya, hatinya dan kelemahannya.
Sahabat Nabi bernama Fadl saling berpapasan dengan seorang wanita cantik. Pandangan itu merupakan pandangan pertama mereka dan terjadi agak lama. Nabi segera memalingkan leher Fadl kearah lain. Kemudian al-Abbas bertanya “Ya Rasulullah, kenapa engkau memalingkan leher anak pamanmu sendiri? Rasulullah menjawab “Aku melihat seorang pemuda yang tidak aman dari fitnah syetan (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dari penjelasan-penjelasan diatas, mampukah kita menjaga pandangan ketika kita berhadapan dgn lawan jenis, ketika berduaan dengannya apalagi kita mempunyai perasaan padanya, mampukah?
Kemudian dalam pacaran ada keinginan untuk menyentuhnya dan duduk dekat dengannya, padahal kita dilarang berkhalwat.

“Tidak boleh seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang perempuan dan hal itu tidak halal baginya karena yang ketiga diantara mereka adalah syetan (HR. Ahmad bin Hanbal)
Rasulullah bersabda “Jauhilah berkhalwat dengan kaum wanita. Demi Allah, tidaklah seorang laki-laki yang berkhalwat dengan perempuan kecuali syetan menyertai mereka. Sesungguhnya seorang laki-laki yang berdesakan-desakan dengan seekor babi yang berlumur tanah lumpur dan najis lebih baik baginya daripada bahunya menempel pada bahu perempuan yang bukan mahramnya (HR. At Tabrani).
Dari Ma’qil bin Yasar dari Rasulullah, beliau bersabda “sesungguhnya ditusuknya kepala salah seorang diantara kamu dengan jarum besi itu lebih baik daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya (HR. Thabrani dan Baihaqi).

Dari penjelasan-penjelasan diatas, ketika kamu pacaran bisakah kamu menahan diri untuk tidak duduk berdekatan dengannya, tidak pergi berduaan dan tidak berpegangan tangan. Mampukah kamu menghindari hal-hal tersebut ketika pacaran?
Selama pacaran biasanya kita sering telp-telpnan, nah biasanya orang yang saling cinta maka ia akan berbicara lembut, manja dan kadang merayu maka disanalah yang dikatakan bahwa suara wanita adalah aurat.

“Karena itu janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit didalam hatinya (Al-Ahzab: 32).
Selama kamu pacaran mampukah kamu menjaga suaramu agar biasa-biasa saja, tidak bermanja-manja atau mendayu-dayu sambil merayu?
Mampukah kamu selama pacaran tidak saling memandang, tidak berkhalwat dan menjaga suara? Kalaupun awalnya mampu, tapi sampai kapan kamu bisa bertahan ?? Ingat, dengan kegiatan pacaran tersebut syetan semakin mudah mendorongmu untuk mendekati zina.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (al-isra’ : 32).

3. Bukankah berduaan dengan yang bukan mahram itu berdosa? Maka kalau berduaan dengan tukang ojek, sopir taksi, dokter dll adalah dosa buat saya?

Jika kita bisa menghindarinya agar tidak berduaan dengan seseorang maka hindarilah, namun jika dalam keadaan darurat, terpaksa demi kepentingan menuntut ilmu, pergi bekerja untuk memenuhi kebutuhan, untuk pengobatan maka tidak dilarang selama orang tersebut bisa dipercaya dan selama itu merupakan keharusan. Namun bila kita memiliki perasaan khusus terhadap orang tersebut atau kita mengetahui orang tersebut mempunyai perasaan khusus kepada kita maka perlu kita hindari sebab syetan akan begitu mudah menggoda manusia melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah.

Nah itulah jawaban dari saya yang berkomentar dicatatan.
Dan pada status sebelumnya “Pacaran bukanlah sebuah komitmen. Itu hanya aturan yg disahkan manusia tanpa peduli aturan Allah atau mungkin membuat pembenaran sendiri mengingat hal itu kini makin membudaya.Rasa2nya kita perlu pertanyakan seberapa jauh kita mengenal Islam bila kita abaikan aturan2 di dalamnya. Sungguh Islam tak layak hanya dijadikan identitas karena itu bersumber dari Allah.Mari bermuhasabah!!” , saya akan coba menambah jawaban yang telah diberikan oleh patner saya (hanya komentar yang menurut saya perlu ditambahkan).

1. Bolehkah pacaran lewat sms?

Ada sahabat yang mengatakan bahwa pacaran melalui sms boleh aja, bahkan di FB ada disalah satu status teman (membuat tulisan ayank…muach… ) ketika sahabatnya menegur kata-katanya (eh dosa tuh…lebay..) dia dengan bangganya menjawab “ngak dosa kalau cuma di FB”. Na’udzubillah…pemikiran dari mana itu?
Apapun yang namanya pacaran baik lewat sms, chatting ataupun media lainnya tetap tidak diperbolehkan, memang secara fisik tidak terjadi khalwat namun yang terjadi adalah cyber khalwat. Esensi khalwat itu adalah rasa bebas dan aman berekspresi dengan lawan khalwatnya, dimana isi dan tema pembicaraan tidak diketahui oleh orang lain (sms dan chatting) maupun yang diketahui orang lain (status FB). Intinya mereka dalam bersms, chatting atau status FB tersebut tetap mengumbar perasaan, membicarakan sesuatu yang bisa membuat mereka berangan-angan dan berkhayal.

2. Ada sahabat yang berkomentar pacaran boleh secara islami, pacaran syah-syah aja, asal tau norma agama.

Maka dari komentar sahabat yang berkata demikian, saya bertanya darimanakah sahabat berkesimpulan seperti itu? Apakah ada dalil atau hadits yang menyatakan bahwa pacaran boleh secara islami??
Sepengetahuan saya tak ada satu ayatpun atau hadits yang menyatakan boleh pacaran secara islami dan jika seseorang tau dan teguh dengan norma agama maka ia tidak akan melakukan pacaran karna ia tau pacaran diharamkan.

Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu , sedang kamu mengetahui (Al-Baqarah: 42)
Kalau memang pacaran itu dibenarkan, kenapa sayyidina Ali lebih memilih diam dengan cintanya pada fatimah,..

Kalau pacaran diperbolehkan tentulah ali akan segera nyatakan cintanya pada fatimah. Dengan begini mungkin ada yang berpendapat bahwa tentu saja karen itu zaman Rosulullah. Lantas apa bedanya zaman nabi dengan sekarang? Bukankah kehidupan merekalah yang sepatutnya kita teladani.. Kenapa sebagai muslim kita malah ikut-ikutan budaya barat? Padahal aturan Allah berlaku sepanjang zaman.. Karena dalam al-qur’an pun hanya pernikahan yang dibenarkan. Cara mengenal lebih jauh orang yang kita anggap cocokpun bukan dengan pacaran tapi ta’aruf. Dan ta’aruf pun bkn ajang coba-coba. Proses ini bagi mereka yang benar-benar ingin mendapatkan pasangan. Jadi sebenarnya pa kita sudah siap menikah? Tentu saja 99% pasti cuma beralasan, nyambung aja, cocok, nyaman di dekatnya, perhatian dll. Tapi klo ditanya kapan nikah? Pasti juga ada lebih banyak alasan. Bagaimana mugkin nikah kalau trend pcaran kini makin meluas bahkan oleh siswa SD. Astaghfirulloh, semakin tipiskah keislaman kita?.
Hanya kepuasan sajalah yang mungkin didapat dari pacaran, disamping takut dibilang kuper atau gak laku.. Apakah bangga kita punya banyak mantan pacar akibat kegagalan pacaran yang kita anggap benar? Apa yang akan kita ceritakan pada pasangan kita kelak?.. Bukankah selain dosa, pacaran juga menjadikan waktu kita terbuang sia-sia bila akhirnya putus/ tak sampai menikah. Kalaupun sampai menikah, tetap saja hubngan pacarn dalam prosesnya adalah dosa. Pernikahan adalah sesuatu yang suci, maka menempuhnya pun juga dengan cara yang suci.

3. Apa harus dihentikan yang namanya pacaran tersebut?

Jika kamu pacaran maka sebaiknya dihentikan, kalau bisa secepatnya menikah maka menikahlah, jika tidak hentikanlah. Hanya ada dua pilihan untukmu, mau tetap larut dalam linangan dosa atau kamu ingin bertaubat? Maka pikirkanlah apa yang terbaik menurutmu.
“Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al-Maidah : 100).
Namun banyak yang terjadi sekarang adalah mereka tahu bahwa pacaran tersebut dilarang namun tetap melakukannya.

Mengapa mereka melakukan itu??

Karena “syetan pun menjadikan indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan.Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (Al-An’am : 44).
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (Al-Jasiyah : 45)
Oleh karena itu sahabatku, janganlah kamu mencari-cari alasan untuk memperbolehkan pacaran dan janganlah kamu mengikuti trend (pacaran) dari kebanyakan orang karena “jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah membuat kebohongan ( Al-An’am : 116) .
Ingatlah, syetan akan selalu menggodamu dan menyesatkanmu sesuai dengan janjinya pada Allah “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan menyesatkan mereka dari jalanMu yang lurus kemudian aku pasti akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan kiri mereka (Al-A’raf : 16-17)
Maka berlindunglah kepada Allah dan bertakwalah dengan mengerjakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarangNya, mengerjakan sesuatu yang bersumberkan Al-Qur’an dan Hadits bukan berdasarkan persangkaan belaka.
Maafkan jika ada kata saya yang salah, karena kesalahan mutlak milik saya dan kebenaran datangnya dari Allah. 

Semoga Bermanfaat…

sumber: ~~Muhasabah Cintaku~~ (Dibawah Langit CintaMu
Diposkan oleh World Of Syariah


Cerpen Tetap Abadi Meski Terpisah

TETAP ABADI MESKI TERPISAH
Karya Lintang Putri Negari

Mempunyai teman memang menyenangkan. Setiap hari selalu bersama sambil menceritakan banyak hal yang dialami. Kadang bercerita tentang sesuatu hal yang menyedihkan, tapi terkadang juga menceritakan hal yang menyenangkan hingga membuat kami tertawa bersama. Seperti itulah hubungan persahabatan yang telah kami jalin selama 3 tahun ini.

Namaku Alicia. Saat ini usiaku baru menginjak 14 tahun dan duduk di bangku kelas 3 SMP. Tak ada yang istimewa dariku. Aku hanyalah gadis biasa, bodoh, dan selalu bersikap dingin, sehingga tak memiliki banyak teman karena hampir semua orang selalu menjauhiku. Sejak saat itu, aku jadi sulit mempercayai orang lain. Aku selalu menganggap kalau sendirian itu lebih menyenangkan dari pada memiliki teman, tapi ternyata anggapanku itu salah. Pada akhirnya, selama SD aku selalu merasa sangat kesepian dan iri pada orang lain karena mereka memiliki banyak teman.

Tiga tahun lalu aku bertemu dengan 4 orang gadis yang seumuran denganku. Tepatnya pada saat upacara penerimaan murid tahun ajaran baru di SMP tempatku bersekolah saat ini. Rasti, Angel, Diana, dan Tricia. Itulah nama keempat gadis itu dan sekarang mereka telah menjadi sahabatku. Sejak saat itu hidupku berubah menjadi lebih baik dan menyenangkan.


Hari ini masih sama seperti biasanya. Di bawah langit yang cerah, kami berkumpul di sini, di sebuah lahan kosong yang tak jauh dari rumah kami. Tempat ini memang hanya sebuah lahan yang terabaikan dan dipenuhi rumput dan tanaman liar. Namun, kami selalu merasa kalau tempat ini sangat nyaman. Biasanya yang kami lakukan di sini hanya bermain bersama sambil menceritakan banyak hal yang telah kami alami.
“Oh, ya. Bukannya satu minggu lagi Ujian Nasional, ya?” tanya Rasti memastikan.
“Hm… kurasa itu akan menjadi saat-saat yang menyiksa bagi otakku yang pelupa ini,” gumamku sambil memukul-mukul kepalaku pelan.
“Tenang saja! Kan, di setiap nomor ada pilihan jawaban. Tinggal pilih saja salah satunya. Kalau beruntung mungkin hasilnya akan memuaskan,” ujar Diana santai sambil tertawa.
“Iya, kalau beruntung. Kalau nggak beruntung, kan nanti nilainya jelek,” sahut Angel sambil menyenggol bahu Diana. Sementara Diana tak menjawab dan terus tertawa.
“Eh, tadi malam aku mimpi buruk,” kata Tricia secara tiba-tiba, sehingga membuat pandangan kami langsung tertuju padanya.
“Mimpi apa?” tanya kami kompak.
“Tapi jangan marah, ya? Soalnya mimpiku benar-benar buruk,” jawab Tricia dengan wajah yang tampak ragu.
“Udah, cerita aja!” kata Rasti tak sabar. Sepertinya ia benar-benar merasa penasaran dengan mimpi yang dialami Tricia.

Tricia menghela nafas. Ia menatap kami satu-persatu dengan tatapan ragu. “Tadi malam…” Tricia mulai bercerita dengan suara kecil. Kami segera mendekatinya agar bisa mendengarkan suaranya lebih jelas. “Tadi malam…” Tricia mengulang kalimat yang tadi telah ia ucapkan.
“Udah, cepet cerita!” gerutu Rasti yang merasa jengkel karena sejak tadi Tricia hanya mengulang-ulang kalimatnya.
“Iya, iya,” jawab Tricia. “Tadi malam aku bermimpi melihat diriku sendiri, Rasti, Angel, dan Diana sedang duduk mengelilingi mayat…” Tricia tak melanjutkan kalimatnya.
“Mayat apa?” tanya Angel.
Tricia kembali menatap kami satu-persatu sambil menghela nafas. Sepertinya ia merasa sangat ragu untuk menceritakan mimpinya pada kami. “Mayat Alicia,” sambungnya dengan wajah tertunduk.

Rasti, Diana, dan Angel tampak kaget. Sementara aku hanya terdiam karena merasa sangat terkejut dengan cerita Tricia. Apalagi di dalam mimpi Tricia, aku telah meninggal. Hal itu membuat jantungku tiba-tiba berdetak kencang tak terkendali.
“Sudah, tenang saja! Itu kan, cuma mimpi. Jadi nggak ada yang perlu dikhawatirkan,” Diana berusaha menenangkanku sambil menepuk-nepuk bahuku perlahan.
Aku menatap keempat sahabatku sambil tersenyum tipis. “Apa kalian mau berjanji?” pertanyaan itu tiba-tiba saja keluar dari bibirku. Mereka berempat langsung menganggukkan kepala tanpa ragu. “Jika setelah lulus SMP nanti kita berpisah, maukah kalian berjanji untuk tidak melupakan satu sama lain?” tanyaku.
Awalnya mereka terdiam, tapi kemudian mereka tersenyum lalu mendekatiku. “Tentu saja,” jawab mereka dengan suara keras, sehingga membuat telingaku terasa sedikit sakit.
Tiba-tiba hujan turun dengan merasa derasnya. Kami merasa sedikit aneh karena sebelumnya, langit tampak begitu cerah dan tak sedikit pun awan mendung yang terlihat. Namun kami tak memperdulikan hal itu. Kami lebih memilih untuk berlari dengan cepat dan pulang ke rumah masing-masing agar tidak kehujanan.

Pagi ini langit tampak begitu cerah. Namun tak secerah hatiku. Sama seperti yang dikatakan Rasti seminggu yang lalu. Hari ini adalah hari dimulainya Ujian Nasional. Hal itu benar-benar membuatku merasa seperti orang gila. Apa lagi tadi pagi aku bangun kesiangan. Rasanya kepalaku seperti mau pecah saja.
“Duh, udah jam segini lagi,” gerutuku setelah menatap jam tanganku yang telah menunjukkan pukul tujuh kurang dua puluh menit. Dengan terburu-buru aku mempercepat lariku karena takut terlambat.
“Tin…. Tin….” Suara klakson mobil itu terdengar sangat keras. Aku menghentikan langkahku. Aku melirik kearah suara itu berasal. Ternyata saat itu sebuah mobil melaju kencang menuju kearahku. Aku berusaha berlari menuju ke seberang jalan, tapi terlambat. Mobil itu telah menabrakku. Tubuhku yang terbaring lemas di tengah jalan tak bisa merasakan apa-apa, bahkan rasa sakit sekali pun. Yang bisa kurasakan hanya pandanganku yang terasa buram sampai akhirnya aku tak sadarkan diri.
Saat sadar, aku sudah terbaring di sebuah kasur yang berada dalam kamar dengan tembok yang di cat warna putih. Aroma obat terasa menusuk hidung. Sepertinya saat ini aku sedang berada di salah satu kamar rumah sakit.

Aku melihat di sekelilingku. Kulihat Ayah dan Ibu sedang duduk di sebelahku sambil menangis. Aku bertanya kenapa mereka menangis, tapi mereka tak menjawab dan terus menangis. sudah berkali-kali aku bertanya, tapi mereka tetap tak menjawab. Karena merasa jengkel, aku pun segera bangkit lalu turun dari kasur.

Aku berbalik untuk menatap mereka. Namun tepat di saat itu juga aku langsung kaget. Kakiku terasa kaku dan tak bisa di gunakan untuk berjalan. Bagaimana tidak? Saat ini, aku melihat tubuhku sendiri yang masih terbaring di kasur dengan beberapa peralatan medis yang dipasang dokter untuk membantuku bernafas. Kucoba untuk bertanya pada Ibu lagi sambil menggenggam tangannya, tapi hal yang buruk membuatku semakin terkejut. Saat aku mencoba menyentuh tangan Ibu, tanganku menembus tangan Ibu begitu saja.
“Kenapa kau tidak mati saja? Tidak ada untungnya hidup dalam keadaan koma. Mungkin pada akhirnya kau juga akan mati sepertiku,” ujar seorang pria dari sudut ruangan. Tubuhnya terlihat tak pernah diurus. Ia membiarkan rambutnya panjang sampai bahu. Bahkan pakaian yang ia gunakan hanyalah baju berwarna hitam dan panjang yang telah lusuh.
“S-siapa k-kau? D-dan apa maksudmu tadi?” tanyaku sambil menatapnya ketakutan.
“Aku adalah orang yang meninggal di kamar ini dua bulan lalu. Tepatnya setelah aku koma hampir setahun,” jawabnya.
“A-apa? Itu berarti kau hantu?” tanyaku dengan suara keras karena merasa kaget.
“Tidak usah kaget seperti itu. Bukankah sekarang kau juga hantu?” pria itu malah balik bertanya.
“A-apa?” aku tersentak kaget mendengar ucapan pria itu.
“Kau tak percaya? Coba lihat dirimu sekarang! Tubuhmu dengan mudahnya menembus benda padat, berkeliaran ke sana-sini tanpa disadari orang lain, suara yang tak bisa di dengar oleh siapa pun, dan seragam berlumuran darah yang kau kenakan sekarang. Apa itu belum membuktikan bahwa kau sekarang telah menjadi hantu?” pria itu berusaha meyakinkanku kalau aku benar-benar telah menjadi hantu.

Berkali-kali aku membantah apa yang dikatakan pria itu, tapi dia terus mengatakan kalau aku tidak punya banyak harapan untuk tetap hidup. Setelah kami berdebat cukup lama, akhirnya pria itu pergi dan menghilang dalam sekejap. Sementara aku hanya duduk tersipuh di lantai. Yang bisa kulakukan saat ini hanyalah menangis.
Waktu terus berlalu. Hari pun semakin siang. Aku menatap jam yang tergantung di dinding. Jarum jam telah menunjukkan pukul 12.45. Meski begitu, keadaan masih belum berubah. Ayah dan Ibu masih duduk di samping tubuhku yang terbaring lemah sambil terus menangis tanpa henti. Hal itu membuatku sedikit khawatir karena melihat mata mereka yang sembab.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Saat kulihat, ternyata yang membuka pintu itu adalah Tricia, Rasti, Diana, dan Angel. Wajah mereka tampak sangat kaget ketika melihat tubuhku yang sedang terbaring di kasur. Tepat saat itu juga, tiba-tiba Angel jatuh pingsan, sehingga ia harus dibawa ke ruangan lain. Karena merasa cemas, aku pun mengikuti ke tempat dimana Angel dibawa. Sementara Rasti, masih berada di dalam kamar tempatku dirawat.
“Diana, bukankah ini sedikit mirip dengan mimpi yang kuceritakan pada kalian seminggu lalu?” tanya Tricia dengan wajah yang terlihat takut.
“Entahlah, mungkin kau benar,” jawab Diana.
“Lalu apa Alicia akan meninggal?” tanya Tricia lagi.
“Aku tak tahu. Lebih baik sekarang terus berdoa agar Alicia bisa sembuh dan berkumpul bersama kita lagi,” jawab Diana. Ia memeluk Tricia untuk membuatnya tenang.

Aku berusaha mengingat mimpi yang diceritakan Tricia seminggu lalu. Beberapa saat kemudian, aku mulai mengingat cerita Tricia. Ya, dia bilang kalau di malam sebelumnya, ia sempat bermimpi melihatku yang sudah terbaring tak bernyawa. Aku terus berpikir kalau mimpi itu mungkin adalah suatu pertanda. Namun, aku berusaha untuk melupakannya karena sekarang semuanya sudah terlanjur terjadi dan tak ada yang bisa kulakukan. Akhirnya dengan perasaan sedikit putus asa, aku melangkahkan kaki meninggalkan ruangan itu.
“Kenapa berwajah kusut seperti itu?” tanya seorang wanita dari arah samping.

Aku melirik kearah wanita itu. Wajahnya terlihat sangat pucat. Sepertinya dia juga bukan manusia. “Kau siapa?” tanyaku sedikit sinis karena saat ini, aku merasa sedang tidak ingin bicara.
“Namaku Vani. Aku memang roh, tapi aku belum mati,” jawabnya.

Aku menatapnya tajam. “Kau bilang, kau belum mati?” tanyaku bingung. Aku merasa itu adalah hal yang sangat tak mungkin setelah melihat kulitnya yang pucat seperti orang yang sudah mati.
“Ya, sama sepertimu. Saat ini tubuhku sedang terbaring koma setelah mengalami kecelakaan empat bulan yang lalu,” jawabnya santai.
“Lalu apa kau masih bisa hidup?” tanyaku sedikit berharap untuk mendapatkan jawaban yang akan membuatku mempunyai sedikit harapan untuk hidup lagi.
“Ya, mungkin jika aku masih diberi kesempatan untuk hidup,” jawab Vani sambil beranjak pergi meninggalkanku.
“Setidaknya aku masih punya harapan untuk hidup. Jadi sekarang lebih baik aku menjalani hidupku sebagai hantu,” gumamku sambil menghela nafas dengan sedikit senyum yang terpancar dari wajahku.

7 bulan kemudian…
Aku berdiri di sini. Di depan gerbang SMP tempatku bersekolah. Murid baru telah diterima. Sementara semua murid kelas 9 telah meninggalkan sekolah ini dan saling berpisah menuju SMA favorit yang telah mereka pilih. Sering kali aku merasa iri ketika melihat teman-teman sekelasku dulu telah menggunakan seragam SMA. Namun sayang, tubuhku masih terbaring lemah di rumah sakit.
Seiring berjalannya waktu, kini semuanya telah berubah. Setelah lulus dari SMP, ternyata Rasti, Angel, Diana, dan Tricia memilih untuk bersekolah di SMA yang berbeda. Akibatnya, lama-kelamaan mereka mulai melupakan satu sama lain. Bahkan, aku yang sekarang sedang koma. Padahal dulu mereka sering datang ke rumah sakit untuk menjenguk dan membantu Ibu merawatku. Namun sejak lulus SMP, mereka tidak pernah datang lagi. Hal itu membuatku merasa tidak tenang. Aku ingin seperti dulu lagi. Tidak seperti kami yang sekarang saling melupakan.

Hampir setiap hari aku duduk di halaman rumah sakit. Yang aku lakukan hanya diam dan menatap langit sambil menunggu sampai arwahku bisa masuk ke dalam tubuhku dan hidup lagi sebagai manusia. Namun hari ini aku tidak hanya duduk dan diam, tapi juga sibuk memikirkan masalah tentang keempat sahabatku.
“Hei, lagi mikir apa?” tanya Vani yang tiba-tiba muncul dan duduk di sampingku. Kehadirannya yang secara tiba-tiba itu membuatku sedikit kaget.
“Ini tentang sahabat-sahabatku,” jawabku lesu.
“Oh, empat gadis yang dulu sering datang untuk menjengukmu?” tebak Vani. Aku menganggukkan kepala. “Apa terjadi suatu hal yang buruk pada mereka?” tanya Vani lagi. Aku hanya menggeleng dengan wajah kusut. “Lalu?” Vani tampak bingung.
“Akhir-akhir ini aku merasa kalau hubungan diantara kami sudah tidak seperti dulu lagi. Bahkan, aku sering berpikir kalau mereka telah melupakan satu sama lain. Hal itu membuatku merasa tidak tenang dan takut jika suatu saat nanti, mereka benar-benar akan melupakan persahabatan yang telah kami jalin selama tiga tahun. Aku ingin melakukan sesuatu, tapi aku tidak bisa karena saat ini, wujudku saat ini hanya arwah yang tak bisa dilihat. Bahkan, suaraku pun tak bisa didengar,” jawabku dengan wajah tertunduk. Tanpa terasa air mata mulai mengalir di pipiku. Setelah sadar, aku pun segera menghapus air mataku.
“Tenang saja! Kau masih bisa berkomunikasi dengan mereka, kok,” ujar Vani. Aku melirik kearahnya. Kulihat, ia sedang menatapku dengan senyum yang tersirat di wajahnya.
“Bagaimana caranya?” tanyaku penasaran.
“Kau, kan hantu. Jadi kau bisa menampakkan diri atau merasuki tubuh orang lain,” jelas Vani.
“Apa kau yakin?” tanyaku sedikit berharap.
“Seratus persen aku yakin,” jawab Vani sambil tersenyum sebelum akhirnya menghilang.

Hampir seharian aku memikirkan ucapan Vani tadi siang. Ada sedikit rasa cemas dalam hatiku. Bagaimana kalau aku gagal melakukan komunikasi dengan mereka? Namun dalam hatiku, aku merasa harus mencobanya. Walau mungkin pada akhirnya akan gagal, tapi setidaknya aku harus mencoba untuk mengetahui hasilnya.

Setelah mencari tahu dimana tempat sahabat-sahabatku bersekolah, aku memutuskan untuk mencoba berkomunikasi dengan Angel lebih dulu. Pagi-pagi sekali aku sudah berada di depan gerbang. Tak kulihat satu pun murid yang beraktivitas. Mungkin karena sekarang masih terlalu pagi. Namun setelah menunggu beberapa lama, akhirnya aku melihat segerombolan murid mulai berdatangan dan memasuki area sekolah. Di tengah-tengah gerombolan itu, akhirnya aku menemukan Angel. Tanpa berpikir panjang, aku pun segera berjalan mengikutinya karena takut kalau nantinya akan kehilangan jejaknya. Setelah menemukan waktu yang tepat, barulah aku akan mencoba melakukan komunikasi dengan Angel.

Waktu terus berlalu. Saat ini pelajaran sedang berlangsung di kelas Angel. Aku menatap jam dinding yang telah menunjukkan pukul 10.30. Sudah berjam-jam aku menunggu, tapi belum juga menemukan waktu yang tepat untuk melakukan komunikasi dengan Angel. Hal itu membuatku merasa ingin menyerah saja.

Bel berbunyi menandakan waktunya bagi para murid untuk istirahat. Sebagian murid memilih keluar dari kelas. Kebanyakan dari mereka terlihat menuju kantin. Begitu juga dengan Angel. Dengan segera aku mengikutinya yang sedang berjalan bersama teman-temannya menuju kantin.

Seperti saran Vani. Saat Angel sedang asyik menyantap makanannya di sebuah meja yang ada di kantin, aku masuk ke dalam tubuh seorang gadis yang sedang berjalan menuju meja Angel sambil membawa segelas minuman di tangannya. Setelah berhasil masuk, aku pun menumpahkan sedikit minuman itu ke baju Angel karena aku yakin, Angel akan pergi ke toilet untuk membersihkan tumpahan minuman itu.
Ternyata perkiraanku benar. Bersama seorang temannya, Angel bergegas meninggalkan kantin untuk menuju toilet. Saat sampai, untunglah teman Angel tidak ikut masuk, jadi aku bisa lebih mudah berkomunikasi dengan Angel.

Saat di dalam toilet, kulihat Angel sedang sibuk membersihkan tumpahan minuman itu dengan air yang mengalir dari sebuah keran. Segera aku berdiri di belakangnya. Tiba-tiba dadaku terasa berdebar. Rasanya gugup sekali. Aku pun menghela nafas untuk menghilangkan rasa gugup itu.
“Angel, masih ingatkah kau padaku?” tanyaku dari arah belakang. Angel menoleh ke belakang. Tepat di saat itu, ia seperti akan berteriak, tapi tak bisa. Sepertinya Angel ketakutan karena ia mungkin melihat sosokku. “Jangan takut. Aku Alicia, sahabatmu yang sedang koma,” kataku mencoba menenangkannya agar Angel tak merasa semakin takut dan akhirnya membuatnya berteriak hingga membuat keributan.
“Aku tak mengenalmu! Jangan ganggu aku!” kata Angel yang ketakutan. Mendengar hal itu, aku merasa sangat kecewa. Akhirnya, aku pun memutuskan untuk pergi.

Hari semakin malam. Aku berdiri di kamar tempatku di rawat. Kulihat tubuhku masih terbaring dan tak bisa melakukan apa-apa. Sementara Ibu, sedang tertidur di sebuah kursi yang berada tak jauh dari tempat tidurku. Tiba-tiba aku teringat ucapan pria yang kutemui saat pertama kali aku dirawat di sini. Benar juga apa katanya. Bukankah aku memang lebih baik mati saja dari pada harus hidup dalam keadaan seperti ini?
“Lagi-lagi wajahmu kusut begitu,” ujar Vani yang baru saja muncul dan sekarang sedang berdiri sambil menatapku.
“Sepertinya aku tidak akan berhasil membuat teman-temanku ingat padaku. Aku rasa mereka benar-benar telah melupakanku,” jawabku.
“Kau baru mencoba sekali, kan?” tanya Vani. Aku menganggukkan kepala. “Kalau begitu coba saja lagi. Jika hanya mencoba sekali, mana mungkin langsung berhasil,” ujarnya.

Aku berpikir sejenak. “Kurasa kau benar. Besok aku akan mencoba lagi,” jawabku sambil tersenyum pada Vani.
“Semoga berhasil,” ucap Vani sebelum pergi.
Hari-hari berikutnya, aku kembali mencoba melakukan komunikasi dengan sahabat-sahabatku yang lain. Setelah Angel, aku mencoba melakukannya bersama Rasti, lalu Diana,dan yang terakhir, aku mencoba melakukannya dengan Tricia. Namun, hasilnya sama seperti saat aku menemui Angel. Mereka juga telah melupakanku. Entah cara apa lagi yang harus kucoba. Tapi yang jelas, sekarang aku benar-benar telah menyerah.

Siang yang tenang. Aku menelusuri lorong rumah sakit yang sepi untuk menuju kamar dimana Vani dirawat, karena sejak tadi aku mencarinya, tapi belum juga menemukannya. Jadi kupikir mungkin saat ini dia sedang berada di kamarnya. Namun saat sampai di kamarnya, aku juga tak menemukannya. Bahkan aku tak melihat tubuh Vani di kasur.
“Apa dia sudah sadar dan dipindahkan ke ruangan lain?” pikirku.
“Kau mencari siapa?” tanya seorang wanita berambut panjang yang tiba-tiba muncul. Aku menoleh kearahnya yang saat itu sedang berdiri di sudut ruangan. Jika dilihat dari kakinya yang tidak menyentuh lantai, sepertinya dia juga bukan manusia.
“Apa gadis yang dirawat di ruangan ini sudah dipindahkan ke ruangan lain?” tanyaku.
“Oh, tadi siang dia meninggal. Jadi mungkin sekarang, arwahnya sudah tidak di sini lagi,” jawab wanita berambut panjang itu.

Aku tersentak kaget mendengar jawaban wanita itu. Rasanya aku tak percaya kalau Vani sudah meninggal.
“Kau baik-baik saja?” tanya wanita itu sambil menatapku. Aku tak menjawab pertanyaannya dan lebih memilih untuk pergi meninggalkan ruangan itu.

Di bawah langit yang cerah, aku duduk sendiri di sini. Di lahan kosong tempat dimana aku dan sahabat-sahabatku dulu sering berkumpul untuk bermain bersama dan saling bertukar cerita. Tapi sekarang, tak ada lagi sahabat yang bisa kuajak bertukar cerita. Mereka semua telah melupakanku. Padahal saat ini ada banyak hal yang ingin kuceritakan pada mereka.
“Bagaimana jika nasibku akan sama seperti Vani?” pikirku sambil menatap langit. Tanpa terasa aku meneteskan air mata. Namun sekarang aku tak lagi menghapusnya. Aku membiarkan air mataku mengalir bebas di pipiku karena aku merasa lebih tenang saat menangis.
“Alicia?” suara itu terdengar dari arah belakang. Saat kutoleh, aku benar-benar terkejut. Ternyata orang yang memanggilku itu adalah Angel. Tidak hanya itu, tapi di sampingnya juga ada Rasti, Diana, dan Tricia yang sedang berdiri sambil tersenyum padaku.
“K-kalian mengingatku?” tanyaku yang merasa sagat keget sambil menatap mereka penuh harap.

Tiba-tiba mereka memelukku. Walau tak bisa saling menyentuh karena kami berbeda, tapi aku masih bisa merasakan rasa hangat saat berada dalam pelukan keempat sahabat yang sangat kusayangi. Saat itu aku benar-benar merasa senang. Walau masih menjadi arwah, tapi saat berada dalam pelukan mereka, aku merasa seperti telah hidup kembali sebagai manusia.
“Maafkan kami yang sudah melupakanmu,” ujar Rasti. Bisa kurasakan air matanya yang jatuh tepat di bahuku.
“Padahal kami sudah berjanji untuk tidak melupakan satu sama lain, tapi kami melupakan janji itu. Bahkan, kami juga melupakanmu yang saat ini sedang koma di rumah sakit,” sambung Angel.
“Maaf juga karena telah membuatmu sampai harus berusaha keras hanya untuk membuat kami kembali mengingat persahabatan ini,” ujar Diana.
“Sekarang kami sadar kalau persahabatan yang indah ini tidak boleh dilupakan,” kata Tricia.
Aku tak bisa mengatakan apa-apa. Yang kulakukan hanya memeluk mereka sambil menangis. Rasanya aku tidak ingin kehilangan saat-saat indah seperti ini. Apa lagi saat ini aku merasa kalau mungkin sebentar lagi aku akan mati. Tapi yang jelas, aku sangat berharap agar persahabatan kami tetap abadi meski kami terpisah sangat jauh.

Tiba-tiba cahaya menyilaukan muncul dan mengelilingi tubuhku. Hal itu membuat Rasti, Angel, Tricia dan Diana harus melepaskan tubuhku. Lama-lama tubuhku juga berubah menjadi butiran-butiran cahaya yang semakin lama terus menjauh dari sahabat-sahabatku dan terbang menuju langit. Aku rasa sepertinya aku akan mati sekarang. Namun sebelum menghilang, aku sempat tersenyum kepada keempat sahabatku. Sambil menangis, mereka pun membalas senyumanku.

Kini semua menjadi gelap. Tak ada sedikit pun cahaya yang menerangi, sehingga aku tak bisa melihat apa pun yang ada di sekelilingku. Apa mungkin aku sudah mati?
“Selamat ya, karena kau telah berhasil membuat teman-teman yang kau sayangi kembali mengingatmu,” suara itu terdengar tak asing lagi bagiku.
“Vani?” aku mencoba menebak pemilik suara itu, tapi tak mendapatkan jawaban.

Tiba-tiba aku merasa seperti ada seseorang menggenggam tanganku. Aku juga merasa ada air mata yang menetes tepat di pipiku. Aku tak tau siapa pemilik tangan mau pun air mata itu, tapi yang jelas, aku merasa sangat bingung saat berada dalam kegelapan ini.
“Kamu sudah sadar, Alicia?” bisa kudengar suara Ibu dengan jelas.

Aku membuka mata. Semua kegelapan yang tadi kurasakan telah tergantikan oleh cahaya lampu yang menerangi ruangan yang terasa tak asing lagi bagiku. Ya, aku ingat! Ini adalah ruangan tempat dimana aku dirawat selama hampir 8 bulan. Meski terasa pusing, tapi aku mencoba melirik ke sekelilingku. Kulihat Ayah dan Ibuku sedang duduk sambil menggenggam tanganku. Bahkan di belakang mereka, aku melihat Rasti, Angel, Tricia, dan Diana sedang berdiri sambil menatapku. Air mata mengalir deras di pipi mereka.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Aku melihat seorang dokter bersama suster yang mendampinginya datang. Dengan sigap, dokter itu memeriksa keadaanku. Setelah selesai, tiba-tiba dokter itu tersenyum. Aku tak tahu apa arti dari senyuman dokter itu, tapi aku sangat berharap agar dokter itu memberi berita yang menyenangkan.
“Sepertinya putri anda akan sembuh dalam beberapa hari lagi,” kata dokter itu setelah selesai memeriksa keadaanku. Berita itu disambut senyum bahagia dari keluarga dan sahabat-sahabatku. Begitu juga aku yang tak kalah senang.

5 hari kemudian, aku telah diijinkan keluar dari rumah sakit ini. Karena masih belum bisa berjalan, terpaksa aku harus menggunakan sebuah kursi roda. Di gerbang, aku melihat Rasti, Angel, Tricia, dan Diana sedang menungguku. Setelah melihatku, mereka segera berlari menuju kearahku lalu menggantikan Ibuku untuk mendorong kursi rodaku menuju mobil. Kurasa setelah ini akan menjadi lebih menyenangkan lagi.

Setelah benar-benar sembuh, aku kembali bersekolah dan harus mengulang semester kelas 3 di SMP tempatku bersekolah dulu. Meski terasa sepi karena harus bersekolah tanpa sahabat-sahabatku, tapi aku tetap merasa senang karena masih bisa menemui mereka di lahan kosong yang sering kami gunakan untuk berkumpul bersama. Selain itu, aku juga merasa sangat berterima kasih pada Tuhan karena telah memberiku kesempatan kedua untuk hidup.

TAMAT


DMCA Protection on:
 http://www.lokerseni.web.id/2013/04/tetap-abadi-meski-terpisah-cerpen.html#ixzz2hyC1NjUG


Diposkan Kembali Oleh Lulu Nurul Muafiyah www.nurulmuafiah.blogspot.com

Kata Kata Sedih


Jangan hiasi wajahmu dengan kesedihan, karena kamu tak pernah tahu seseorang bahagia hanya melihat senyummu.

Jangan biarkan hidupmu penuh dengan sedih, marah, dan benci. Bebaskan diri dari rasa sakit masa lalu, lalu mulai hidupmu lagi.

Ketika seseorang yang sangat berarti pergi, jangan terus bersedih. Kamu akan kehilangan dirimu dan lupa bahwa kamu juga sangat berarti.

Dia yang memberi bahagia yang tak dapat kamu jelaskan akan selalu menjadi alasan atas sedihmu yang juga tak dapat kamu jelaskan.

Tuhan selalu ingin yang terbaik untukmu. Dia memiliki solusi untuk setiap masalahmu, lega untuk setiap sedihmu, dan bahagia yang siap menantimu.

Jangan biarkan hidupmu penuh dengan sedih, marah, dan benci. Bebaskan diri dari rasa sakit di masa lalu, dan mulai hidupmu lagi.

Ketika kamu bersyukur, kamu tak akan merasa sedih pun merasa kekurangan. Dan ketika kamu mengeluh, akan bertambah kesusahan.

Kamu bisa memilih untuk merasa sedih atas apa yang hilang dari hidupmu atau senang atas apa yang kamu masih miliki.

Luka terdalam adalah yang tak terlihat oleh mata. Kesedihan terdalam adalah yang tak terucapkan oleh kata-kata.

Kadang kamu memilih tuk terlihat bahagia, karena tak ingin menjelaskan mengapa kamu bersedih pada mereka yang bahkan tak berusaha tuk mengerti

Dalam hidup, jangan pernah melakukan sesuatu yang menyenangkan, tapi kamu tahu pada akhirnya hanya memberimu kesedihan.

Tak seorangpun dalam hidup ini sangat kuat. Semua orang merasa kesedihan, tapi terkadang seseorang mampu pura-pura tersenyum.

Kata Mutiara Kesedihan: Hidup ini pilihan, apapun yang membuatmu sedih, tinggalkan. Dan apapun yang membuatmu tersenyum, jangan lepaskan!

Kesedihan bukan untuk diratapi, tapi merupakan panggilan jiwa untuk introspeksi diri dan berbuat yang lebih baik lagi.

Terkadang, orang yang paling kamu inginkan adalah orang yang membuat hidupmu tak begitu banyak sedih jika tanpanya.

Jangan takut mencinta, hanya karena pernah terluka. Cinta sejati tak datang begitu saja, tapi melalui proses sedih dan tawa bersama.

Terkadang, seseorang lebih memilih untuk tersenyum, hanya karena tak ingin menjelaskan mengapa dia bersedih.

Tuhan maha penyayang, maha pengasih. Hanya Tuhan tempat kembali, hanya Tuhan yg mampu mengembalikan kesedihan menjadi kebahagiaan.

Seseorang terlihat kuat, tak berarti dia tak pernah bersedih. Dia bersikap seperti tak ada yang salah, tapi mungkin hatinya terluka.

Ambil pelajaran dari masa lalu, tinggalkan sisanya. Jangan biarkan belenggu kesedihan menutup jalanmu menuju masa depan.

Pintu kebahagiaan selalu terbuka didepan mata, tapi kerap kali tidak terlihat karena kamu tidak menutup pintu kesedihan masa lalu.

Sahabat adalah mereka yang tahu ketika kamu bersedih atau terluka, bahkan jika kamu menyembunyikan semua di balik sebuah senyuman.

Cinta memang sesuatu yang sangat indah, tapi kadang cinta juga memberikan kesedihan yang dalam ketika tanpa rasa percaya.

Jangan pernah biarkan kesedihan di masa lalu membuatmu takut untuk menerima seseorang yang baru. Percayalah kata hatimu.

Senyumlah, tinggalkan sedihmu. Bahagialah, lupakan takutmu. Sakit yang kamu rasa, tak setara dengan bahagia yang akan kamu dapat.

Air mata tak selalu menunjukkan kesedihan, terkadang karena kita tertawa bahagia bersama sahabat terbaik kita.

ketika seseorang melukaimu, janganlah bersedih Karena Tuhan selalu menitipkan penyembuh buatmu :)

Ketika seseorang yang sangat berarti pergi, jangan terus bersedih. Kamu akan kehilangan dirimu dan lupa bahwa kamu juga sangat berarti.

Kata Bijak Kesedihan: Jangan pernah menyalahkan orang lain atas kesedihanmu, karena kebahagiaanmu adalah urusanmu. Kebahagiaanmu harus dari dalam dirimu.

Percaya pada diri sendiri, meski mungkin saat ini kamu sedang bersedih. Karena penyemangat terbesar dalam hidupmu adalah dirimu sendiri.

Tuhan tidak pernah membiarkan hambanya terlarut dalam kesedihan, pasti ada rencana indah untuk membayar semua air mata.

Terkadang, bukan karena dusta, kamu membenci seseorang, tapi karena sedih menerima kenyataan bahwa dia tak bisa lagi kamu percaya.

Senyumlah, tinggalkan sedihmu. Bahagialah, lupakan takutmu. Sakit yang kamu rasakan, tak setara dengan bahagia yang akan kamu dapatkan.

SEDIH ketika bersama dia yang kamu pikir kamu cinta, hanya untuk menyadari hatimu masih dimiliki oleh dia yang telah meninggalkanmu di masa lalu.

Tak perlu bersedih akan kekurangan. Ketahuilah, Tuhan pasti memberi kelebihan kepada setiap orang yang memiliki kekurangan.

Tak perlu bersedih ketika impian tidak menjadi kenyataan. Bersyukurlah bahwa mimpi burukpun tidak menjadi kenyataan.

Tak perlu kamu sesali kesalahan masa lalu. Karena semakin lama kamu sesali, semakin lama kamu hidup dalam kesedihan. Maafkan, dan lupakan!

Terkadang, kepedihan harus dilalui sebelum tercapainya kebahagiaan. Tersenyumlah ketika bersedih, karena akan ada kebahagiaan setelah itu.

Kebahagiaan pun kesedihan adalah nikmat Tuhan yang wajib disyukuri. Belajarlah untuk menikmati dan mensyukuri segala yang Tuhan beri.

Jangan banyak berharap pada dia yang tak menghargaimu. Bahagialah dengan yang kamu miliki, dan jangan bersedih dengan yang tidak kamu miliki.

Kebahagiaan tak akan bermakna jika kamu tidak menyertakan orang di sekitarmu yang sedang bersedih. Berbagilah dengan murah hati.

Bangkitlah dari kesedihan, karena kesedihan adalah proses yang harus dilalui untuk menuju kebahagiaan.. Percaya itu!

Sahabat adalah mereka yang tahu bahwa ada sedih di matamu ketika seluruh dunia percaya dengan senyum di wajahmu.

Bersedih dengan orang yang tepat lebih baik daripada berbahagia dengan orang yang salah. Bijaklah dalam memilih sahabat.

Kata Motivasi Cinta Sejati Islam

 Kata Motivasi Cinta Sejati Islam - Dalam Islam, cinta adalah hal yang suci dan sakral. Namun seringkali cinta dinodai dengan hawa nafsu yang telah merusak apa arti dari cinta yang hakiki datang dari hati, dengan niat untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Nah, berikut adalah beberapa kata motivasi cinta Islami yang semoga bisa memberikan sobat gambaran akan cinta sejati yang sebenarnya.



 Hal yang demikian dapat terjadi dikarenaka cinta bersemayam di dalam hati yang bersifat labil. hati itu bersifat gampang terbolak-balik bagaikan bulu yang terombang-ambing oleh angin yang berputar-putar. Sebagaimana amal-amal serta perilaku kita yang senantiasa bersumber dari niat dan motivasi di dalam hati, maka cinta juga dapat mewujud dengan dasar niat yang beraneka rupa. Ada cinta yang tulus, penuh kerelaan. Namun ada juga cinta yang penuh duri dan racun. Ada cinta yang merupakan buah keimanan dan ketakwaan. Namun ada juga cinta yang berlandaskan nafsu hina.
 Cinta adalah sebuah amalan hati yang akan terwujud dalam (amalan) lahiriyah. Bila cinta tersebut sesuai dengan apa yang diridhai Allah, maka ia akan jadi ibadah..
 mencintai lalu menikahi itulah perjuangan, karena bertanggungjawab. Sedangkan mencintai lalu memacari itu tanpa komitmen dan miskin tanggung jawab
 Islam tak menyukai wanita yang dilelahkan syarafnya dengan bekerja memeras tenaga. Wanita yang bekerja pulang ke rumah sudah dalam keadaan lelah seperti halnya si suami sendiri. Syarafnya tegang dan ototnya kaku. Lalu timbullah pergeseran-pergesaran tegang antara dia dan suaminya. Kedua-duanya tak mau mengalah. Anak-anaknya pun kemudian merasa tidak punya ibu. Yang terasa oleh mereka adalah mereka punya dua ayah, yang keduanya adalah pria.
 Hati itu senantiasa haus, tidak ada yang dapat memuaskan dahaganya selain rasa cinta kepada Allah, dan berdzikir mengingat-Nya.
 Bagi seorang muslim dan beriman, cinta terbesar dan cinta hakiki adalah cinta kepada Allah. Bentuk cinta bisa kita wujudkan dalam berbagai macam tanpa batas ruang dan waktu dan pada siapa atau apa saja asalkan semuanya bersumber dari kecintaan kita pada Allah SWT dan karena ingin menggapai ridha-Nya.


Kumpulan Kata Mutiara Penyesalan

Jangan takut mencoba. Kamu mungkin menyesal apa yang telah kamu lakukan, namun kamu akan lebih menyesal apa yang tak kamu lakukan.



Berhenti menyesali masa lalu, karena itu telah berlalu. Yang terpenting adalah saat ini, jangan sampai kesalahan yang sama terulang kembali.



Lakukanlah jika memang kamu bisa. Karena kamu akan menyesal ketika kamu tidak melakukan apa yang seharusnya kamu lakukan.



Tak seorangpun akan memberi apa yang kamu mau, kamu harus berusaha wujudkan mimpimu. Jangan pernah menyerah, atau kamu kan menyesal nantinya.



Lakukan yang terbaik sekarang. Karena akan lebih buruk bila menyesali yang sudah berlalu dan mengkhawatirkan yang akan datang.



Menuruti emosi dan hawa nafsu hanya akan merugikan, dan penyesalan adalah hadiah yang pasti diterima.



Jangan berlama-lama menyesali kesalahan. Tetapi bersegeralah memperbaiki sikap agar tidak terulang kesalahan yang sama.



Manusia diberikan kemampuan untuk memilih. Tentukan pilihan dengan hati dan logika, kemudian jalani tanpa penyesalan.



Jangan pernah berjanji jika tak bisa ditepati, karena seseorang akan kecewa. Dan jika hati ikut terluka, tak akan ada lagi tawa.



Hanya karena kamu pernah dikecewakan seseorang yang kamu sayangi, bukan berarti kamu bisa mengecewakan orang lain yang menyayangimu.



Yang terbaik adalah percaya dan berlindung hanya pada Tuhan, bukan pada manusia. Karena akan ada kecewa jika terlalu percaya pada manusia.



Kebahagiaan adalah milik mereka yang masih berharap meski pernah terluka, masih berusaha meski pernah kecewa.



Kadang kamu terus memaksakan dirimu bertahan pada dia yang telah membuatmu kecewa, karena hanya dia mampu memberimu perasaan yang tak seorangpun bisa.



Jika kamu cinta dia, biarkan dia menjadi dirinya sendiri, maka kamu tak akan kecewa ketika mereka tak seperti yang kamu inginkan.



Berbohong hanya merugikan dirimu sendiri. Bukan karena kecewanya orang lain tapi karena kamu tak bisa dipercayai lagi.



Suka bisa menjadi duka, kekaguman jadi kekecewaan. Tetapi cinta tetap menjadi cinta seberapa pun duka dan kekecewaan yang dirasa.



Ketika kamu menaruh harapanmu kepada Tuhan, kamu tak akan pernah dikecewakan. Yakin dan percayalah padaNya.



Seringkali cinta membuatmu kecewa dan terluka, tapi berterima kasihlah, karena cinta juga membuatmu dewasa dan bahagia.


TUNGGU AKU DI SURGA

TUNGGU AKU DI SURGA

oleh: Mentari Senja
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiESA7rvPSvgojVHehdB_LDLcr6SNJhBg-uGeSX2pL9iNF-OkOOA67DL_2LARdxC8WW-wCIuwvIMzSdwnq0SJoRMArOeLu8a2HOeXH_wmrWFGjZh_33tXWExEV3HMEJ9xBhl2THHJmcX7d0/s400/Cerpen+Cinta+Mentari+Senja.jpg
Ketika itu hujan masih membasahi bumi, aromanya yang khas menghayutkanku dalam sebuah lamunan. Lamunan tentang dirimu yang ku cinta. Andai sekarang kau disampingku, akan ku curahkan segala rasa rinduku ini. Banyak sekali yang ingin aku ceritakan kepadamu, tentang kerinduan, tentang aku dan kamu. Tapi itu semua tak mungkin lagi, kau telah pergi. Meninggalkanku dengan sejuta rasa, kau pergi untuk selamanya.
    Walaupun kau telah pergi tapi cintamu masih lekat dalam hatiku dan akan ku jaga sampai kapanpun. Kamu seseorang yang sangat ku sayang, engkau hadir disaat ku butuh cinta. Kamu telah berikan arti cinta yang sesungguhnya. Bagaimanapun kamu adalah yang terindah.
    Inilah kisahku....
    Ardi, sebuah nama yang sangat ku rindukan. Pertemuanku dengan ardi adalah suatu takdir, yang telah Tuhan rencanakan. Saat itu hujan turun dengan lebatnya, yang membuatku harus menunggu lama di cafe. Padahal waktu telah menunjukkan pukul 22.00 tapi hujan tak juga reda. Sudah satu jam aku menunggu redanya hujan, waktu kerja pun sudah berakhir sedari jam 21.00.
    Dari situlah awal perkenalanku dengan ardi, ardi adalah pengunjung cafe dimana tempat aku kerja. Kebetulan dia juga sedang menunggu hujan reda. Karena sama-sama sedang menunggu hujan reda akhirnya kami mengobrol untuk menghilangkan rasa jenuh.
    “hai...sudah lama disini..” Ardi mengawali pembicaraan
    “hmmm...ya begitulah, sudah sekitar satu jam aku disini. Kamu sendiri, kenapa masih disini bukannya dari tadi kamu sudah pulang.” Jawabku
    “ iya memang tadi aku sudah pulang, tapi jaketku ketinggalan dan waktu aku mau balik hujan dateng, ya terpaksa deh nunggu...sekalian nunggu kamu...hehehehe.”
    Obrolan yang mengasikkan itu ternyata membuat kami tak sadar bahwa hujan sudah reda sedari tadi. Dan pertukaran nomor hp menjadi obralan terakhir kita. Aku beranjak meninggalkan ardi karena aku tak mau kemalaman sampai kerumah.
    Sesampainya dirumah, langsung kurebahkan badanku untuk menghilangkan rasa lelah karena seharian bekerja. Tapi tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara dering hp, yang ternyata ada pesan singkat dari ardi.

    Selamat malam bunga....
    Semoga malam ini membuatmu indah,
    Seindah wajahmu....
    Sebagai penghantar tidurmu, kukirimkan bintang untuk selalu temanimu
    Good night........
                    By...ardi.....

    Pesan singkat yang membuatku tersenyum, segera ku kirim pesan balasan.

    Selamat malam juga kumbang....
    Sempurna malam ini indah karena dirimu
    Seuntas senyum kukirim untuk kamu
    Sebagai ucapan terima kasih....
    Night to....:-)
                    By...Airin

    Entah mengapa malam ini begitu indah, belum pernah kurasakan hatiku setenang ini. Dan bayangan ardi terus merasuki fikiranku hingga terlelap kutidur.............

    Hari demi hari hubunganku dengan ardi semakin dekat hingga datang saat dimana ardi mengungkapkan perasaannya.
    “ rin...boleh aku mengatakan sesuatu padamu.”
    “ ya boleh...memang apa yang ingin kamu katakan. “jawabku
    “ jujur rin, sejak pertama kali aku melihatmu. Aku merasa ada sesuatu yang lain dari dirimu. Senyummu, wajahmu selalu terbayang dalam otakku. Sempat aku berfikir kalau ini hanya rasa yang sesaat, tetapi setelah aku mengenalmu aku semakin yakin bahwa...bahwa...”
    “ bahwa apa di...kenapa berhenti...” desakku agar ardi melanjutkan pembicaraannya.
    “ya bahwa aku mencintaimu.....maukah kamu menjadi pendampingku?” ungkap ardi
    Ya Allah...betapa bahagianya hatiku saat itu, Engkau kirimkan seseorang yang telah lama ku harapakan hadir dalam hatiku. Taukah ardi, bahwa kamu telah mencuri hatiku sejak awal kita berjumpa, dan aku selalu mengharapkan kata-kata itu muncul darimu. Dan baru kali ini kamu ungkapkan. Oh....Betapa bahagianya aku.....
    “apa...bercanda kamu...mana mungkin kamu suka sama gadis penjaga cafe. Pasti kamu bercanda.”jawabku untuk menutupi rasa gugupku.
    “aku serius rin, sejak pertama aku melihatmu aku telah jatuh cinta. Dan aku kira ini waktu yang tepat. Sekarang apa kamu mau menjadi pendamping hidupku untuk selamanya.”
     Kulihat keseriusan yang nampak diraut wajah ardi, dan saat itu kuputuskan untuk  menerimanya dan bersedia mendampingi hidupnya.
***

    Hari berganti hari, bulan berganti bulan sampai saat dimana hubungan aku dan ardi akan menuju jenjang yang lebih serius. Kami akan menikah......betapa bahagia hatiku saat ini.
    Hari ini, adalah hari yang kutunggu. Karena sebentar lagi ikrar untuk sehidup semati akan terucap. Hari pernikahan yang akan menyatukan hati dua insan yang saling mencinta.
    “ airin ayo siap-siap, sebentar lagi rombongan pengantin laki-laki akan segera datang.” Suara ibu membuyarkan lamunanku, dan ini membuatku semakin gugup saja.
    “ hmm iya bu airin sudah siap.”
    “ ya sudah ibu tinggal kedepan dulu, cepat siap-siap ya.”
    “ iya bu.”
    Kulihat sekali lagi wajahku dicermin, terpancar rona kebahagiaan diwajahku. Bayangan kebahagian hidup bersama ardi terus melintas. Hingga tiba-tiba.
    “Praayyyy.....”
    Astagfirullah...kenapa cermin ini bisa jatuh, ada apa ini kenapa perasaanku menjadi tak enak. Ya Allah, lindungilah calon suamiku semoga dia baik-baik saja.
    “kring....kring........
    Suara handphone mengagetkankku, dan ternyata ittu telpon dari mas Ardi....
    “hallo mas ardi, ada apa mas.”
    “maaf rin...ini bukan ardi, tapi mas eko.”suara kakak ardi yang tedengar di handphone.
    “kemana mas ardi mas, dia baik-baik saja kan. Perasaanku ga enak.”jawabku yang semakin gelisah karena bukan ardi yang menelpon.
    “maaf rin...kamu harus tabah ya....ini adalah cobaan buat kamu.”
    “mas eko, ada apa ini..kenapa denngan mas ardi, jawab mas. Jangan membuat airin bingung.”
    “maaf rin aku harus mengatakaan kabar buruk in. ardi...rin....Ardi...mengalami kecelakaan hebat saat menuju rumahmu dan dia meninggal dunia.”
    Dunia ini menjadi gelap bagiku, suara mas eko tiada lagi kudengar. Perasaanku telah bercampur aduk. Kehancuran yang mendalam setelah mengetahui berita ini. Kaki ini tak lagi mampu menopang tubuh yang semakin terasa berat dan aku tak ingat apa-apa lagi.
***


    Inilah hidup penuh dengan permainan, disaat kebahagiaan itu datang, sang kecancuran mengiringi. Aku begitu terpukul atas kepergian mas ardi. Bagiku ini adalah cobaan terberat dalam hidupku. Aku tak kuasa untuk menahan airmata ini...
    Untukmu belahan jiwa...tenanglah engkau disana..kan kujaga slalu cintamu sampai ajal menjemputku dan menyatukan kita diakhirat.....
            TUNGGU AKU DISURGA.......


BY. MENTARI SENJA - See more at: http://www.gen22.net/2011/09/cerpen-cinta-tunggu-aku-di-surga.html#sthash.FQO4PSVj.dpuf

Puisi Ku Menyukaimu Dalam Diam


Tak seorang pun menginginkan ada perasaan ini datang
Dikala aku hanya bisa memendam
Kepada siapa perasaan ini tertuju
Aku hanya ingin berlabuh pada pria sholeh

Dia itu masih tersimpan di dalam lubuk hati
Bukan mantan masa lalu
Dia hanyalah orang biasa, yang sama dengan diriku
Masih punya banyak mimpi dan menggali ilmu agama

Komunikasi yang terbatas
Hanya aku yang memendam rasa padanya
Hanya Allah yang tahu perasaannya kepadaku
Mungkin saja dia bukan orang yang aku inginkan

Entahlah, jodoh emang rahasia Allah
Mengarungi perjalanan hidup dan pengalaman hidup yang panjang
Di titik pernikahanlah akan dipersatukan dengannya
Apakah dengan dia orang yang aku sukai sekarang atau
Orang yang tak pernah kusangka-sangka

Whatever, yang penting dia yang terbaik menurut Allah